Thursday, March 12, 2009

Agar bisnis diberkahi


Saya sering merenung tentang arti kesuksesan yang umumnya menjadi tujuan banyak orang, tidak pelak lagi hampir semua diantara kita menginginkan sukses dibidang financial,untuk itulah kita harus bekerja sebagai karyawan,berwiraswasta,menjadi profesional yang tujuannya merubah status ekonomi kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Lantas bagaimana kalau kita sudah mampu memenuhi kebutuhan kita dengan baik,seperti sandang,pangan dan papan,pendidikan,kesehatan dsb ? saya yakin kita sebagai manusia tidak akan berhenti sampai disini ,tetapi akan terus menerus berusaha menambah dan terus menambah kekayaannya, yang sudah kaya akan terus berusaha menambah kekayaanya, sehingga tidak aneh seandainya manusia memiliki satu gunung emas niscaya dia akan mencari gunung emas berikutnya sampai ajal menjemputnya atau sampai mulut tersumpal tanah (kematian).. itulah buktinya bahwa manusia mempunyai nafsu.

Saya merasakan unsur - unsur nafsu mengejar kekayaan pada diri sendiri cenderung menjadi serakah kalau tidak dikendalikan bukan berarti maksud saya kita membatasi pencapaiannya, tidak silahkan saja kita menjadi kaya sekaya kayanya tetapi jangan sampai melupakan tujuan kita dalam mencapainya.

Akhir2 ini saya sering membaca literatur tentang bagimana sih cara berusaha,berbisnis atau investasi yang hasilnya bisa berkah dan membuat kita bahagia sesuai agama yang saya yakini yaitu islam ?

Saya melakukan demikian karena dengan alasan "pencapaian jumlah tidak menjamin kebahagiaan hidup kita" contoh dulu saya anggap kalau mempunyai uang 100 juta kita akan bahagia dan tentram ternyata sudah mencapainya,tidak juga. begitu juga 200 juta, 500 juta dst.

Pertanyaannya sekarang lantas apa yang membuat kita bahagia dan mendapat ketentraman dan ketenangan ketika kita memilikinya? ternyata kalau kita memiliki sesuatu perlakukan sesuatu itu sesuai keinginan pemberiNYA.itu dijamin harta kita insyaallah mendapat keberkahan.

Keinginan Allah atas orang yang memiliki harta banyak tertulis dalam ayat-ayat al-qur'an dan hadist yang menganjurkan kita ber zakat,infaq ,sodakoh ,wakaf dan sebagainya .Kalau mempunyai sesuatu yang wajib di zakati maka jangan lupa zakatnya,kalau mendapatkan kelapangan rezeki jangan lupa infak atau sodakohnya terhadap saudara kita terdekat, fakir miskin dan yatim piatu.

Ada artikel yang bagus yang mengingatkan saya tentang bagaimana seharusnya etika kita dalam menjalankan usaha supaya bisnis kita di berkahi, artikel ini saya ambil dari koran pontianak.

Dikisahkan suatu hari ketika seorang ulama besar Ibnu Al Mubarak masuk ke sebuah pasar, para pedagang berhamburan mendekatinya seraya mengeluh : "Wahai Syaikh, tolonglah doakan agar dagangan kami laris. Sudah beberapa lama jualan kami sepi." Seketika itu juga dengan tenang beliau berkata : "Sepinya perdagangan kalian adalah karena kalian banyak melanggar aturan syariat.

Di antara kalian ada orang yang gemar mengurangi timbangan, menjual barang cacat tanpa memberitahukan kecacatannya kepada calon pembeli dan mencampur barang yang bagus dengan barang yang buruk.

Kejujuran kalian telah hilang sehingga kalian tidak mendapat berkah. Keberkahan telah hilang dari tempat kalian berjualan ini. Selain itu, kalian banyak melakukan pergunjingan, saling bermusuhan dan dengki di antara sesama.

Karena itu, agar Allah menurunkan berkah-Nya kepada kalian, tinggalkanlah ketidakjujuran, pergunjingan dan saling dengki dengan sesama pedagang. Insya Allah, perdagangan kalian akan berjalan mulus." Rasulullah SAW. bersabda kepada Ali bin Abi Thalib KW : "Hai Ali !. Jujurlah walaupun kejujuran itu mencelakakan kamu di dunia, karena bahwasanya kejujuran itu bermanfaat bagimu di akhirat.

Dan janganlah kamu berdusta, walaupun berdusta itu bermanfaat untukmu di dunia. Karena sesungguhnya kedustaan kamu itu akan mencelakakan kamu di akhirat." Jadi dalam mencari rezeki, berupaya untuk menghindari dari sikap dan cara yang bathil sebab Rasulullah SAW mengingatkan : "Barang siapa mencari harta haram, maka Allah tidak akan menerima darinya amalan sedekah, pembebasan budak, ibadah haji, umrah dan perang.

Allah akan mencatat untuk diri orang tersebut beberapa dosa. Dan ketika dia meninggal dunia bekal yang dibawanya adalah untuk masuk neraka" (HR.Abu Daud). Dalam hadis lain Baginda SAW bersabda : "Seandainya pemilik harta haram mati syahid fi sabilillah sebanyak tujuh puluh kali, maka kesyahidannya itu tidak memberikan taubat baginya." Lagi Rasul SAW. bersabda : "Allah SWT tidak akan menerima zakat/sedekah dari harta yang ghulul (diperoleh dengan cara bathil)."

Oleh karena itu menurut Syaikh Mala Ali al Qari, kalau kita memperoleh harta haram, maka cara membersihkannya adalah dengan mengembalikannya kepada si pemilik harta, tetapi apabila kita tidak tahu lagi di mana alamatnya, maka hendaklah dia menyedekahkan harta tersebut atas nama si pemilik harta.

Seorang ulama memberi tamsil : "Apakah anda mau memakan makanan enak kegemaran anda tapi anda tahu didalamnya telah dicampuri secuil tinja ?". "Tentu tidak, bukan ?", ujar beliau. "Nah demikian pula dalam hal rezeki yang perolehannya bercampur dengan cara yang haram, maka Allah tidak akan sudi menerimanya", lanjut sang ulama. Rasulullah sejak dini memperingatkan : "Seorang hamba yang mencari harta tanpa cara yang haram akan mendapat keberkahan dalam hartanya.

Adapun orang yang mencari harta tanpa cara yang halal, ia akan dijerumuskan ke dalam neraka bersama hartanya tersebut." Lukmanul Hakim, yang namanya dicantumkan Allah dalam Al Quran, berwasiat kepada putranya agar selalu melakukan usaha secara halal : " Wahai anakku. Hendaklah engkau mencukupkan dirimu dengan usaha yang halal sehingga terhindar dari kefakiran.

Sebab, orang yang berada dalam kefakiran akan memiliki tiga sifat.

Pertama, lemah dalam kehidupan beragama.

Kedua, lemah akal, dan ketiga, kehilangan harga diri serta rasa malu.

Sifat ketiga ini merupakan musibah terbesar bagi seseorang. Sebab, demi harta, seseorang rela merendahkan dirinya dihadapan manusia." Selanjutnya walaupun usaha (rezeki) kita terhindar dari yang haram, maka agar berkah, kita wajib pula untuk membersihkannya, yaitu dengan cara mengeluarkan infaq, sedekah atau zakat. Rasul SAW. bersabda : "Apabila harta kekayaan tidak terdapat sedekah sama sekali, maka ia akan membinasakannya".

Patut kita simak pesan dari Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib "Hartamu akan menjadi milikmu selama kamu menafkahkannya.

Semoga bermanfaat....

No comments: