Kalau anda yang saat ini masih bekerja dan berada diluar negri,dimana saja di seluruh penjuru dunia, mungkin anda (pembaca blog ini) saat ini bisa saja sedang berada di Eropa,Amerika,Australia,Canada,Asia bahkan di afrika sana. Kerinduan pada tanah air akan muncul dan mulai menagih disaat kita sudah tinggal dan berinteraksi di negara tersebut ,6 bulan,satu tahun,dua tahun atau lebih dari itu dan makanya wajar kalau tiap tahunnya kita mengambil cuti untuk mengunjungi sanak keluarga,refreshing, atau acara senang2 positive lainnya bersama keluarga.
Tapi....alangkah bermanfaat lagi kalau masa liburan kita tidak dihabiskan semuannya untuk hal2 yang konsumtif belaka,tidak salah dan wajar memang kita ber-refreshing,picnic,tour atau apa saja istilahnya yang bertujuan mendekatkan diri bersama keluarga dan melupakan dunia rutinitas selama ini.
Maksud saya adalah....selama masa cuti itu kitapun harus menyempatkan diri melihat,mengamati peluang2 usaha apa yang bakalan kita jalani pasca resign nanti ,syukur2 kalu dalam masa cuti itu kita sudah bisa memulai memiliki bisnis,atau transaksi properti,menjalin kemitraan,mengunjungi orang2 sukses,mengikuti seminar,mengunjungi mall2 untuk mencari ide usaha, nah hal2 itulah yang kadang luput dari kita ,sehingga umumnya acara vacation hanya diperuntukan 100% untuk bersenang2 mengunjungi daerah2 wisata,atau negara2 lainnya hanya semata-mata berekreasi, sementara setelah masa itu berakhir investasi apa yang kita dapat?, peluang bisnis apa yang dia jajaki,atau property apa yang dia beli untuk investasi masa depan? mungkin alangkah baiknya kalau kita menyisihkan sekian persen dari total dana vacation untuk hal2 seperti saya sebutkan tadi.
Ada hal lain juga yang menurut saya sangat penting dilakukan kalau kita berniat berwirausaha dengan cara banyak diskusi,ngobrol atau wawancara dengan para pedagang, mulai dari pedagang kaki lima,penjual di mall,pedagang grosir,pemilik warung makan,restoran dll,ternyata itu sangat banyak manfaatnya untuk menambah wawasan dan pengalaman,apalagi mendengar kisah sukses mereka dalam berbisnis itu akan menambah semangat kita berkobar dan merupakan hiburan tersendiri bagi saya,dan faktanya banyak dari mereka yang memulia bisnis dari nol dan dengan modal seadanya...fuuntastic bukan?
Sebagai penyemangat bagi kita maka saya posting kisah sukses seorang ibu yang memulai bisnis pakaian muslim,silahkan simak dan ambil hikmahnya.
Berkah Busana Muslimah
Setiap Ramadan tiba, kesibukan Kusmiyanti, 33 tahun, sangat luar biasa. Pengusaha baju muslimah ini kebanjiran order hingga dua kali lipat daripada bulan biasa. Tenaga 30 orang karyawannya pun dimanfaatkan semaksimal mungkin demi kepuasan sang pelanggan. "Pada Ramadan, omzet saya naik dua kali lipat daripada biasanya, yang besarnya Rp 150 juta," kata pemilik produk Zaenab Collection ini, senang.
Kiosnya di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, kini mulai banyak disesaki pengunjung. Ini belum memperhitungkan pesanan para pelanggan daerah, seperti dari Maluku dan Papua. Bahkan beberapa ajang pameran busana mulai memperagakan baju-baju muslimah khas bikinan Zaenab Collection. Dari berniaga baju ini, ibu empat anak ini memiliki dua rumah, satu mobil, dan dua kios milik sendiri di PGC dan ITC Depok.
Tapi siapa sangka keberhasilan Kusmiyanti ini merupakan buah keberaniannya meninggalkan bangku kuliahnya di Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan (IKIP) Jakarta--kini Universitas Negeri Jakarta. Di perguruan tinggi yang mendidik para calon guru itu, perempuan asli Jakarta ini sempat mengenyam kuliah selama empat tahun. "Kayaknya lebih enak bisnis karena saya bisa mengatur waktu saya sendiri. Lagian uangnya lebih banyak," kata dia sembari tersenyum.
Cita-cita menjadi guru pun terpaksa dikuburnya dalam-dalam. Menjadi pengusaha rupanya lebih menarik Kusmiyanti. Apalagi darah saudagar menurun dari sang bapak.
Pada 1993, Kus--demikian ia biasa dipanggil--memulai usaha baju muslimahnya. Bermodal uang tabungan Rp 63 ribu, dia membeli lima potong baju muslimah. Baju itu lalu dijual kepada teman-teman kuliahnya. Usaha coba-coba ini ternyata berhasil.
Demi mengembangkan usahanya, Kus mencoba peruntungannya dengan menjual busananya di bazar kampus. Dari satu bazar kampus ke kampus lainnya dilakoninya dengan sabar. "Alhamdulillah, usaha saya berkembang pesat sampai sekarang," ujarnya dengan mata berbinar.
Menikah pada 1996, bisnis busana muslimah terus digelutinya. Melalui teman sang suami, Adam Afdoli, 36 tahun, Kus mendapat order lumayan besar. Satu kali ordernya mencapai 500 potong dalam tempo dua pekan. "Saat itu saya mulai memproduksi baju," ucapnya. Lantas dia pun mendirikan usaha konfeksi di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan.
Toh, Kus tak lama menikmati masa panennya. Krisis keuangan di Tanah Air pada awal 1998 menjerembabkan usaha Zaenab Collection. Order dan omzet penjualannya anjlok. Namun, itu tidak menjadikan perempuan wanita kelahiran 11 Mei 1972 ini putus asa. "Itu sudah ketentuan Allah. Jangan pernah pesimistis," tuturnya.
Rasa optimistis dan kerja keras Kus akhirnya menuai hasil. Pada 1999, bersama sang suami, Kusmiyati mengikuti sebuah bazar nasional di Depok. Tak dinyana, ajang itu membawa pasangan suami-istri ini berkenalan dengan banyak pedagang dari berbagai daerah di Tanah Air. Walhasil, sejak saat itu, Zaenab Collection kembali kebanjiran order dari beberapa kota besar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Nilai pesanannya pun beraneka ragam, mulai Rp 10 juta hingga lebih dari Rp 20 juta. "Prinsip saya, tidak perlu meraih untung banyak. Yang terpenting bagaimana kami bisa langgeng berbisnis dengan relasi," ucap Kus ramah.
Omzetnya bergulir kian besar. Kusmiyati memberanikan diri memperbesar usahanya. Pada 2002, sebuah ruko di Pasar Minggu disewanya. Dari gerai ini, usahanya semakin berkembang. Pada medio 2004, dia bisa membeli satu unit kios seluas 6 meter persegi di Pusat Grosir Cililitan. Selang satu tahun, Kusmiyati bisa membeli satu kios di ITC Depok, Jawa Barat. Dari dua kios itulah Kusmiyanti melayani pesanan pembeli, yang biasanya dua kali lebih besar pada Ramadan ini.
Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi.....
Tapi....alangkah bermanfaat lagi kalau masa liburan kita tidak dihabiskan semuannya untuk hal2 yang konsumtif belaka,tidak salah dan wajar memang kita ber-refreshing,picnic,tour atau apa saja istilahnya yang bertujuan mendekatkan diri bersama keluarga dan melupakan dunia rutinitas selama ini.
Maksud saya adalah....selama masa cuti itu kitapun harus menyempatkan diri melihat,mengamati peluang2 usaha apa yang bakalan kita jalani pasca resign nanti ,syukur2 kalu dalam masa cuti itu kita sudah bisa memulai memiliki bisnis,atau transaksi properti,menjalin kemitraan,mengunjungi orang2 sukses,mengikuti seminar,mengunjungi mall2 untuk mencari ide usaha, nah hal2 itulah yang kadang luput dari kita ,sehingga umumnya acara vacation hanya diperuntukan 100% untuk bersenang2 mengunjungi daerah2 wisata,atau negara2 lainnya hanya semata-mata berekreasi, sementara setelah masa itu berakhir investasi apa yang kita dapat?, peluang bisnis apa yang dia jajaki,atau property apa yang dia beli untuk investasi masa depan? mungkin alangkah baiknya kalau kita menyisihkan sekian persen dari total dana vacation untuk hal2 seperti saya sebutkan tadi.
Ada hal lain juga yang menurut saya sangat penting dilakukan kalau kita berniat berwirausaha dengan cara banyak diskusi,ngobrol atau wawancara dengan para pedagang, mulai dari pedagang kaki lima,penjual di mall,pedagang grosir,pemilik warung makan,restoran dll,ternyata itu sangat banyak manfaatnya untuk menambah wawasan dan pengalaman,apalagi mendengar kisah sukses mereka dalam berbisnis itu akan menambah semangat kita berkobar dan merupakan hiburan tersendiri bagi saya,dan faktanya banyak dari mereka yang memulia bisnis dari nol dan dengan modal seadanya...fuuntastic bukan?
Sebagai penyemangat bagi kita maka saya posting kisah sukses seorang ibu yang memulai bisnis pakaian muslim,silahkan simak dan ambil hikmahnya.
Berkah Busana Muslimah
Setiap Ramadan tiba, kesibukan Kusmiyanti, 33 tahun, sangat luar biasa. Pengusaha baju muslimah ini kebanjiran order hingga dua kali lipat daripada bulan biasa. Tenaga 30 orang karyawannya pun dimanfaatkan semaksimal mungkin demi kepuasan sang pelanggan. "Pada Ramadan, omzet saya naik dua kali lipat daripada biasanya, yang besarnya Rp 150 juta," kata pemilik produk Zaenab Collection ini, senang.
Kiosnya di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, kini mulai banyak disesaki pengunjung. Ini belum memperhitungkan pesanan para pelanggan daerah, seperti dari Maluku dan Papua. Bahkan beberapa ajang pameran busana mulai memperagakan baju-baju muslimah khas bikinan Zaenab Collection. Dari berniaga baju ini, ibu empat anak ini memiliki dua rumah, satu mobil, dan dua kios milik sendiri di PGC dan ITC Depok.
Tapi siapa sangka keberhasilan Kusmiyanti ini merupakan buah keberaniannya meninggalkan bangku kuliahnya di Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan (IKIP) Jakarta--kini Universitas Negeri Jakarta. Di perguruan tinggi yang mendidik para calon guru itu, perempuan asli Jakarta ini sempat mengenyam kuliah selama empat tahun. "Kayaknya lebih enak bisnis karena saya bisa mengatur waktu saya sendiri. Lagian uangnya lebih banyak," kata dia sembari tersenyum.
Cita-cita menjadi guru pun terpaksa dikuburnya dalam-dalam. Menjadi pengusaha rupanya lebih menarik Kusmiyanti. Apalagi darah saudagar menurun dari sang bapak.
Pada 1993, Kus--demikian ia biasa dipanggil--memulai usaha baju muslimahnya. Bermodal uang tabungan Rp 63 ribu, dia membeli lima potong baju muslimah. Baju itu lalu dijual kepada teman-teman kuliahnya. Usaha coba-coba ini ternyata berhasil.
Demi mengembangkan usahanya, Kus mencoba peruntungannya dengan menjual busananya di bazar kampus. Dari satu bazar kampus ke kampus lainnya dilakoninya dengan sabar. "Alhamdulillah, usaha saya berkembang pesat sampai sekarang," ujarnya dengan mata berbinar.
Menikah pada 1996, bisnis busana muslimah terus digelutinya. Melalui teman sang suami, Adam Afdoli, 36 tahun, Kus mendapat order lumayan besar. Satu kali ordernya mencapai 500 potong dalam tempo dua pekan. "Saat itu saya mulai memproduksi baju," ucapnya. Lantas dia pun mendirikan usaha konfeksi di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan.
Toh, Kus tak lama menikmati masa panennya. Krisis keuangan di Tanah Air pada awal 1998 menjerembabkan usaha Zaenab Collection. Order dan omzet penjualannya anjlok. Namun, itu tidak menjadikan perempuan wanita kelahiran 11 Mei 1972 ini putus asa. "Itu sudah ketentuan Allah. Jangan pernah pesimistis," tuturnya.
Rasa optimistis dan kerja keras Kus akhirnya menuai hasil. Pada 1999, bersama sang suami, Kusmiyati mengikuti sebuah bazar nasional di Depok. Tak dinyana, ajang itu membawa pasangan suami-istri ini berkenalan dengan banyak pedagang dari berbagai daerah di Tanah Air. Walhasil, sejak saat itu, Zaenab Collection kembali kebanjiran order dari beberapa kota besar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Nilai pesanannya pun beraneka ragam, mulai Rp 10 juta hingga lebih dari Rp 20 juta. "Prinsip saya, tidak perlu meraih untung banyak. Yang terpenting bagaimana kami bisa langgeng berbisnis dengan relasi," ucap Kus ramah.
Omzetnya bergulir kian besar. Kusmiyati memberanikan diri memperbesar usahanya. Pada 2002, sebuah ruko di Pasar Minggu disewanya. Dari gerai ini, usahanya semakin berkembang. Pada medio 2004, dia bisa membeli satu unit kios seluas 6 meter persegi di Pusat Grosir Cililitan. Selang satu tahun, Kusmiyati bisa membeli satu kios di ITC Depok, Jawa Barat. Dari dua kios itulah Kusmiyanti melayani pesanan pembeli, yang biasanya dua kali lebih besar pada Ramadan ini.
Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi.....
1 comment:
Betul Pak Fajri, pada awal2 saya bekerja di Nigeria setiap cuti saya nggak pernah peduli untuk memikirkan mau apa setelah nanti selesai bekerja dari luar negeri.
Tetapi alhamdulillah sejak 2 tahun terakhir saya mulai terpikir untuk melirik dunia wirausaha, dan sejak itu setiap cuti saya selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperhatikan bisnis2 yang saya lihat, baik di mall2, toko2 dipinggir jalan, kios2, ruko2, bisnis franchise dlsb. semua saya amati dan saya berfikir ternyata banyak sekali peluang yang bisa dilakukan kalo kita mau memulai berusaha.
Alhamdulillah lagi, sebelum saya resign ini, walaupun kecil2an saya telah memulai bisnis franchise sebagai langkah awal saya untuk memulai bisnis sendiri.
Jadi tepat sekali apa yang Pak Fajri bilang selagi kita bekerja diluar negeri, hendaknya pada waktu cuti memanfaatkan waktu luang kita untuk memperhatikan peluang apa yang kiranya bisa kita jalankan pada waktu selesai bekerja dari luar negeri nanti.
Terima kasih banyak atas sharing yang bagus Pak, tulisan Pak Fajri merupakan salah satu sumber yang menjadi inspirasi saya.
Salam sukses selalu.
Ramli
(Masih 3 hari lagi di Nigeria)
Post a Comment