Sunday, June 24, 2007
Berfikir Positif & Objek Emosi
Ketika kita Mencoba mengelola diri kita, maka mestilah kita menentukan berpikir seperti apakah yang dapat membimbing prilaku dan segala aktifitas kita: Realisme atau fiktif? Positif atau negatif? Rasional atau Emosional? Bijak dan hati-hati atau ceroboh isyarat kebodohan?
Hal tersebut perlu mendapat penekanan terlebih dahulu:
Realisme : Adalah model berpikir yang didasarkan kepada pelbagai pengalaman kongkret langsung. Atau model berpikir yang menggunakan gambaran rasional yang dapat menambahkan kepada kita pengenalan indrawi.Model berpikir macam ini berkaitan erat dengan realitas atau apa yang terjadi dan berusaha untuk mengubahnya atau melakukan penyesuaian dengan kenyataan.
Sedangkan berfikir khayalan (fiktif) adalah model berfikir yang mengawang-awang dan hampir tidak menyentuh bumi dan tidak mempertimbangkan alternatif atau kemungkinan-kemungkinan sehingga tidak diperhatikan apakah hasilnya dapat dibuktikan atau tidak.Bagi model berpikir ini,puncak kelezatan dan perasaan bahagia hanya sekedar khayalan belaka. Sebab mimpi-mimpi merupakan ganti dari apa yang wajib terjadi sesuai dengan yang di angan-angankan tanpa mengorbankan tenaga dan apapun.Mimpi bisa direalisasikan dengan dijadikan semangat/motivasi untuk dicapai dengan cara diwujudkan pada kehidupannyata dengan tindakan atau action yang menunjang dan menuju kesana.
Adapun berpikir positif adalah berpikir berdasarkan kepada kajian terhadap faktor2 penyebab dan menetapkan alternatif yang mungkin berdasarkan pelbagai kemungkinan dengan meletakan banyak pengganti.
Berfikir negatif merupakan model berpikir pelarian. Yakni cara berpikir yang mengajak untuk berputus asa yang dimuali dengan semangat yang menggebu-gebu tetapi tidak disertai kajian yang bagus dan berakhir dengan kerancuan dan kejatuhan yang menyedihkan.
Sementara berfikir yang bijak, sebagaimana dikatakan oleh Dr. Dale Carnege. "sebetulnya berpikir yang bijak itu jauh berbeda dengan berpikir bodoh pada poin asasi yang tidak mungkin diabaikan. Yakni bahwa berpikir bijak memperhatikan faktor- faktor penyebab dan hasilnya yang dengan cara itu diletakanlah langkah rasional yang membangun ketika berpikir".
Adapun berpikir bodoh ialah model yang berpikir sembrono dan tidak hati-hati yang dapat mengakibatkan kelemahan urat syaraf. Model berpikir yang terakhir ini merupakan skor utama yang paling menentukan kegagalan dan kerugian.
Kesimpulannya dalam melakukan manajemen diri itu kita harus menggunakan pikiran kita tetapi harus di ingat bukan hanya sekedar berpikir, tetapi harus berpikir realistis,positif,bijak dan last but not least mesti rasional dan tidak emosinal.
Objek emosi.
Ketika berpikir,objek emosi mesti berhenti.Dan meskipun berpikir akan membuahkan sesuatu yang konkret dan nyata tetap kita mesti mengikuti cara berpikir yang netral. Tanda-tanda berpikir netral dan baik adalah:
1. Menyeimbangkan antara rasio dan emosi
2. Menyeimbangakan antara tawakal dan mengikuti sebab hingga hasilnya.
Keduanya tidak menjadi dua potensi yang kontradiktif tetapi malah saling menguatkan
"Apakah anda,saya atau kita menduga langit akan menghujankan emas atau perak? Pertanyaan ini dapat kita sampaikan dengan muka manis penuh keceriaan kepada orang yang suka duduk-duduk dan dan konon hanya tawakal pada allah.
Apakah siti maryam ketika sedang hamil tua dapat menggerakan pohon kurma ketika tuhan berfirman kepadanya: "Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu kearahmu,niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu (QS. maryam 19:25)
Itulah hukum sebab akibat yang menjadi pendorong untuk mengorbankan tenaga demi mencapai suatu hasil.Itulah faktor-faktor penyebab dan itulah wasilah serta jalan untuk mencapai tujuan atau takdir allah.
3. Jangan menerima kebenaran kecuali dengan dalil.
Bedakan antara hakikat atau kebenaran ilmiah yang telah masuk ke dalam laboratorium(baca: telah teruji) dan menggunakan indra kita untuk mengetahuinya dengan teori yang masih dalam masa kajian dan pengujian serta belum diketahui kebenarannya.
4. Metode berpikir yang netral antara lain:
Tanyakan pada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini ketika kita menentukan sasaran,target atau tujuan yang positif dan logis/rasional.
* Apakah tujuan dan sasaran dari perbuatan kita itu sesuai syariat dan membuat ridha allah disamping tidak bertentangan dengan tradisi juga sesuai dengan tata aturan yang berlaku?
* Apakah tujuan kita itu jelas dan terbatas?
* Apakah tujuan tersebut dapat di kiaskan (dianalogikan)
* Apakah tujuan kita itu realistis?
* Apakah tujuan kita tersebut adakesesuaiannya dengan hidup kita secara umum?
* Apakah tujuan dan sasaran/target kita objektif& berhubungan dengan hasilnya?
* Apakah tujuan tersebut terbatas masanya?
Rider Cleeng mengatakan: "Saya mempunyai enam pelayan setia yang dari mereka aku mengambil setiap ilmu yang aku ketahui. Nama-nama pelayan setia itu aialah: Apa? Mengapa? Kapan? Bagaimana caranya? Dimana? Siapakah?
Berikut ini para pelayan anda yang selalu siap menyediakan bagimu untuk berpikir bagus:
Tanyakanlah terus menerus:
1. Apa yang aku inginkan?
2. Mengapa aku menginginkannya?
3. Kapan dapat dicapai?
4. Bagaimana mencapainya?
5. Dan dimana aku dapat mencapainya?
6. Serta siapakah yang akan membantuku untuk mencapainya?
Selamat mencoba.........salam FUUNtastic
(di sarikan dari buku: menjadi pribadi sukses,dan buku2 Dr.dale carnegie)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
intisarinya bagus2 pak..
Ditunggu sharingan ilmu2nya lbh jauh lg,.. en lbh dalem lg..
Salam Dahsyat TDA.
Cahyo
http://baju-anak.com
Terimakasih pak chaiyo..ditunggu koreksi,saran dan sharingnya lebih lanjut.....salam dahsyat
Post a Comment